Yang di atas adalah copy paste dari beberapa
penggalan komentar seorang kawan pada status facebook saya. Kami
saling beradu argumen sampai akhirnya saya putuskan untuk tidak merespon lagi.
saya sangat mengenali watak teman saya yang keras kepala itu, di samping –terus
terang- argumen yang ia lontarkan dengan berapi-api itu cukup menohok bagi
saya. Tapi saya juga berterima kasih karena komentarnya itu saya merasa harus
membuat tulisan ini.
Sebelumnya apa pendapat anda akan terhadap komentar kawan
saya di atas? Ada yang pernah menjumpai pernyataan seperti itu sebelumnya? Apa
perasaan anda, Resahkah seperti halnya saya, biasa-biasa saja, atau malah anda
juga sependapat dengan kawan saya?Di awal komentarnya, kawan saya itu mengakui dirinya
apatis dan ia seakan bangga mengakui itu. Memang sangat manusiawi, benar-benar
hal yang wajar jika anda memilih bersikap sama saat menghadapi situasi
perpolitikan Indonesia (saya ambil contoh ini) yang biki gerah dan hampir
melewati ambang batas kesabaran rakyat biasa.
Namun satu hal yang tak boleh
anda lupakan: realitas boleh sama, kita sama-sama berada di bumi Indonesia yang
sekarang sedang banyak “dicoba”, tapi ada hal yang membuat sikap kita berbeda: kepercayaan
kita tentang realitas itu. Saya berani menjudge anda sebagai
penganut teori evolusi jika anda sepaham dengan kawan saya bahwa perubahan itu
akan terjadi dengan sendirinya (sampai perpolitikan Indonesia menemui
momentumnya untuk membaik, kapaan??). Namun saya akan menempatkan anda sebagai
penganut teori penciptaan ala Islam saat anda mengakui bahwa perubahan itu
diciptakan: ya, kita perlu change maker(s)!
Hampir
semua orang menggerutu dan menghujat pihak-pihak tertentu saat anak-anak di
kawasan terpencil tidak bisa mendapat pendidikan yang sama sebagaimana anak-anak
yang tinggal di perkotaan, namun hanya Anies Baswedan dan mungkin beberapa
orang lain yang berinisiatif untuk melakukan gebrakan yang luar biasa:
Indonesia Mengajar. Anies merekrut puluhan sarjana muda untuk tinggal selama
setahun di desa terpencil dan mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar. Alhasil
lahirlah Indonesia Mengajar pada 2009 dan kini telah memiliki puluhan alumni
pengajar muda.
Juga,
hampir semua orang (bahkan mungkin kita sendiri) mengeluh akan wabah
pragmatisme dikalangan mahasiswa hari ini. kita prihatin memang, namun hanya
sedikit dari kita yang mau mewujudkan keprihatinan itu dalam suatu aksi
perbaikan sebagaimana Iman Usman (19). Founder Indonesian Future Leaders (IFL)
itu masih berstatus mahasiswa, namun sepak terjang dan inisiatifnya untuk
mendirikan organiasi pemuda bertaraf nasional patut diacungi jempol. Hingga
kini Iman dan kawan-kawannya telah melakukan beberapa proyek sosial dan
pemberdayaan pemuda, dan yang paling membanggakan adalah, mereka juga
mendirikan Parlemen Muda Indonesia (bertaraf nasional) yang aktivitasnya mirip
dengan anggota dewan kita: mengambil kebijakan.
Gerakan ini didedikasikan untuk pendidikan
demokrasi kepada pemuda dan advokasi isu. Nah kalian penganut teori evolusi,
masih tidak percaya bahwa perubahan itu diciptakan?
Memang, perubahan itu tidak selalu
mudah, tapi juga tidak selamanya sulit. Namun yang pasti perubahan itu
memerlukan pengorbanan, apakah itu waktu, tenaga, harta, bahkan jiwa kita
sekalipun. Orang-orang besar dalam usahanya melakukan perubahan banyak yang berakhir
di penjara atau bahkan dihukum mati. Nabi Muhammad Saw. harus berhijrah
meninggalkan kampung halamannya dalam usaha merubah tatanan masyarakat jahiliah
melalui kemuliaan Islam. Tapi, satu hal yang perlu disadari, tidak setiap
perubahan menghasilkan pembaruan. Pengikut Nabi Nuh as. Hanya segelintir meski
telah ia telah berdakwah selama ratusan tahun. Begitulah tantangannya: tidak
semua orang bisa diajak melihat perubahan.
Menurut Rhenald Kasali, tantangan itu
ada disebabkan sebagian besar orang malah hanya melihat dengan mata persepsi.
Hanya mampu melihat realitas, tanpa kemampuan melihat masa depan. Oleh karena
itu, persoalan besar perubahan adalah mengajak orang-orang melihat apa yang
anda lihat dan mempercayainya.
Memang, tidak setiap orang merasa wajib untuk menjadi change
maker(s). Namun akan selalu ada orang-orang yang berusaha untuk
menghasilkan perubahan meski dengan resiko hingga berdarah-darah.
Permasalahannya, apakah anda ingin ikut serta?
kyrie shoes
ReplyDeletehermes belt
air jordan
golden goose
nike lebron shoes
yeezy
nike air force 1
air jordan
adidas yeezy
christian louboutin shoes