Belajar #5: Dari Fetih1453

"Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya" (QS Al-Anfal:8)

Jika kamu membaca Al-Qur'an, kamu pasti mendapatkan banyak ayat-ayat yang serupa dengan ayat di atas yang membicarakan perihal pertarungan antara hak dan batil. kamu bisa membuka QS Yunus:32, QS Al-Fath: 28, QS Al-Maa'idah: 56 dan seterusnya.

Cobalah membaca Shiroh (sejarah) para Nabi, kamu akan menemukan bahwa pertentangan tersebut sudah terjadi bahkan sejak Rasul pertama di utus ke dunia. Dan kala menengok shiroh Rasulullah Saw, akan terlihat jelas pertarungan hak dan bathil tersebut; yang puncaknya adalah kisah heroisme perang Badar. kondisi kala itu menggambarkan kebencian yang mendarah daging dari kubu kaum kafir, dan keimanan yang sangat tinggi di dada tentara Muslim. Suasana mencekam, khauf sekaligus raja' menghinggapi para sahabat, dan di saat yang sama Rasulullah Saw menengadahkan tangan memohon pertolongan Sang Penggengam kehidupan: 

"Wahai Allah, kalau pasukan muslim sampai binasa hari ini, Engkau tidak akan disembah lagi oleh manusia. Wahai Allah jika Engkau menghendaki, Engkau tidak disembah lagi setelah ini"

Rentetan sejarah kenabian maupun kekhalifahan membuat kita mampu melihat jelas bentuk haq dan bathil di muka bumi ini, bagaimana perang melawan kekafiran, penaklukan-penaklukan oleh tentara Islam di Jerussalem, Syria, Afrika Utara, Persia, dan kekaisaran Romawi. 

Untuk yang terakhir ini, saya jadi teringat sebuah Film mengenai kisah kepahlawanan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Judulnya Fetih 1453 (saya sarankan kamu untuk nonton). Di sini saya tidak akan menguraikan isi film tersebut, tapi saya ingin bercerita mengenai yang saya singgung di awal tulisan ini: pertarungan hak dan batil.

Di klimaks film tersebut, hampir mendekati endingnya, saya sempat bergidik: ternyata perjuangan melawan kebatilan sangat berat dan bukan hal main-main. Saya lalu membandingkan dengan kehidupan kita, ummat Muslim hari ini. siapa yang sedang kita lawan? mana tentara muslim, dan mana tentara kafir?

tidak kawan, ternyata kita tidak berada dalam kondisi perang fisik dengan hizbus (tentara) syaitan itu. Bahkan kini semua agama, semua negara bersepakat untuk menjaga ketertiban dunia. Tapi apakah perang itu telah usai? ternyata juga tidak.

Bahkan perang melawan kebatilan hari ini lebih dahsyat kawan, jika dulu tentara Islam berjihad lalu mati mencapai kesyahidan, maka hari ini saat lengah kita akan mati perlahan-lahan. karena banyak makar yang samar, haq dan bathil telah dicampuradukkan sehingga kita tak banyak menyadarinya. Akhirnya saya jadi menyama-nyamakan, kalau dulu Kaisar Byzantium dibantu oleh Hungaria untuk melawan pasukan Al-Fatih, kini Budaya Barat "dibantu" oleh K-Pop untuk melunturkan identitas anak muda Islam. (nah, siapa yang lebih suka dengerin lagu Barat atau nonton film korea? ini bukan hanya masalah selera neng, tapi ini masalah identitas. penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan kita akan membentuk pola pikir kita. sekarang apa yang menjadi kebiasaan pemuda Islam? jawab sendiri lah yaa..)

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra. ia berkata: Bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lobang biawakpun kamu akan mengikuti mereka". Sahabat bertanya. "Ya Rasulullah! Apakah Yahudi dan Nashrani yang Tuan maksudkan?" Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab, "Siapa lagi?" (kalau bukan mereka). (HR. Muslim).

Kita sedang dijajah, penjajahan yang samar dan pelan-pelan. Mereka terorganisir, sedangkan kita?

".....jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah [yang dengan mudah dihanyutkan ke sana ke mari]. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian..." (Rasulullah Saw)

tak ada Khalid Bin Walid, Usamah bin Zaid, Shalahuddin Al-Ayyubi maupun Muhammad Al-Fatih hari ini. kita tak memiliki "panglima perang", sehingga mungkin hadits ini tepat bagi manusia akhir zaman seperti kita:


“Setiap kalian adalah pemimpin & akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin & akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya & seorang laki-laki adalah pemimpin dlm keluarga & akan dimintai tanggungjawab atas kepemimpinannya, & wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya & akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah penanggungjawab atas harta benda majikannya & akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

iya, setiap kita adalah pemimpin. hal lain yang saya tangkap dari hadits ini adalah selain mencari keselamatan dengan berjamaah, mungkin Rasulullah ingin berkata "please, lead your selves", sekarang kebathilan itu tak terlihat dan disusupkan ke dalam televisi, handphone, komputer rumah kita. Selain diserang secara komunal, kita juga diserang secara individual (panjang deh kalau mau ngomongin ini).

tapi inti tulisan ini ada pada paragraf di atas, sadar dulu. itu yang paling penting.

anyway, maaf topik dan gaya tulisannya beda dari post yang lain. buat wasting time aja, tapi semoga bermanfaat. (ini ada screenshot dari pidato Mehmud II yang paling saya suka :D )







1 comment

Blogger news

Blogroll