Are U the Change Makers?


 “Skg ini zaman generasi yg tak peduli, apatis trhdp apa yg trjadi, buat apa ngoceh, klo mentoknya cuman sebatas retorika belaka, & liatlah, hanya politik uang & janji kosong yg menang, itulah politik, yg kotor & busuk..”“Memperbaiki sistem??? Wakakaka cuma bisa berakhir pada tulisan semata, sistem yg sdh berakar berpuluh tahun lamanya mau diubah hanya sekejap membalik telapak tangan?? Oowwhh tidaak bisaaaa kata sule.. Skali org itu sdh terjun ke politik indon, maka sistem yg akan merubah sifatnya yg idealis pragmatisbuat apa kita ngurus negara yg sistemnya bobrok penuh koruptor yg saling kedipan mata dgn pejabat negara, klo anak istri dirumah kelaparan..


Yang di atas adalah copy paste dari beberapa penggalan komentar seorang kawan pada status facebook saya. Kami saling beradu argumen sampai akhirnya saya putuskan untuk tidak merespon lagi. saya sangat mengenali watak teman saya yang keras kepala itu, di samping –terus terang- argumen yang ia lontarkan dengan berapi-api itu cukup menohok bagi saya. Tapi saya juga berterima kasih karena komentarnya itu saya merasa harus membuat tulisan ini. 


Read more »

Tahun 1963, saat ditemukannya "penyakit" yang dinamakan learning disabilities oleh para pakar, istilah itu seakan menjadi tren dalam dunia pendidikan dan psikologi. ahli pendidikan, para guru dan orang tua bahu membahu untuk mencari solusi penanganan gangguan belajar tersebut. Banyak organisasi dan komunitas didirikan untuk menemukan cara agar anak didik yang didiagnosa mengalami kesulitan belajar bisa mengikuti pelajaran dengan baik sebagaimana teman-temannya yang lain.

Sedikit informasi, learning disabilities adalah salah satu gangguan dalam proses belajar dimana anak: 1) punya inteligensi normal atau di atas rata-rata, 2) kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran, dan 3) tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.

Ada tiga kriteria yang harus digunakan dalam menentukan kesulitan belajar anak didik; pertama, ia harus diartikan sebagai perbedaan dalam perkembangan aspek tingkah laku, kemampuan visual, ingatan, perhatian atau hubungan. kedua, ketidakmampuan itu tidak dapat diartikan sebagai tiada hambatan mental atau kelemahan visual, gangguan emosi, atau kurang kesempatan belajar. dan terakhir, anak didik tidak dapat belajar dengan metode instruksional yang lazim dipakai di sekolah.

Read more »

“....kami adalah nasionalis revolusioner, nasionalis yang radikal, nasionalis kepala banteng! Kami punya bahasa adalah bahasa yang keluar dari kalbu yang berkobar-kobar dengan semangat nasional, berkobar-kobar dengan rasa kecewa atas celaka dan sengsara rakyat” 

Begitulah, dengan berapi-api Bung Karno berpidato di depan pengadilan kolonial pada 1930. Bersama Bung Karno, di waktu yang lain ada Hatta yang juga berbicara lantang mengenai penjajahan bangsa Indonesia yang harus segera diakhiri. Hatta mengawali pidato pembelaannya dengan pertanyaan, mengapa di Indonesia anak-anak sekolah sudah berpolitik, tidak seperti di Barat yang baru mempersiapkan diri untuk itu? Selanjutnya ia menyebut nama organisasi-organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, Indonesia Muda, dan lain-lain. Di akhir, ia menjawab sendiri pertanyaannya tersebut:

...pemuda itu merasakan dan mengerti duka dan sengsara rakyat. Itulah sebabnya mengapa hampir semua organisasi pemuda di Indonesia mencantumkan dalam programnya tujuan sebagai berikut: peningkatan kesejahteraan sosial rakyat...pemuda-pemuda itu benar-benar merasakan hinaan karena dijajah..itu sebabnya putra-putra bangsa yang tidak merdeka itu, sejak dari usia mudanya, telah bergumul dengan pikiran-pikiran yang tidak dialami oleh pemuda-pemuda Barat yang sebaya dengan mereka” 

Read more »

Mengenali Bakat Anak

Dahulu, para ahli “berlomba-lomba” mencetuskan teori tentang anak. Pada abad pertengahan, muncul anggapan bahwa anak adalah bentuk mini dari orang dewasa, sehingga orang-orang pada masa itu memberikan beban pekerjaan yang sama kepada anak sebagaimana yang diberikan kepada orang dewasa. Jadi, jika orang dewasa menarik gerobak, anak juga menarik gerobak. Beberapa waktu kemudian, John Locke dengan teori Tabula Rasa-nya berpendapat bahwa semua bayi dilahirkan dalam kondisi seperti kertas kosong¸ anak tidak membawa potensi baik atau buruk, lingkunganlah yang akan menjadikan si anak beradab atau “nakal”. Tokoh lainnya di bidang psikologi anak abad ke 18, Jean-Jacques Rousseau secara lebih positif mengatakan bahwa bayi dilahirkan dengan kapasitas rasa keadilan dan moralitas, serta perasaan dan pikiran yang akan terus berkembang secara alami tahap demi tahap.

Teori Rousseau tadi mirip dengan konsepsi Islam mengenai anak, dimana setiap insan yang lahir ke dunia pastilah membawa potensi fitrah, yakni kondisi dan potensi awal Allah swt menciptakan manusia yaitu beriman kepada Allah, menyakini Allah sebagai Rabb (pendidik, pemilik,pengatur,penguasa) manusia. Dari sinilah kemudian muncul lebih banyak lagi teoritis-teoritis yang memperkaya khazanah pengetahuan mengenai perkembangan dan pendidikan anak, baik dari ilmuwan barat maupun ilmuwan muslim sendiri.

Read more »

Oleh : Muhammad Awais Thahir (Author blog Islam and Psychology)

Ali Thanvi, yang disebut oleh banyak Muslim di Asia Selatan sebagai 'tabib ummat Islam” [Hakim al-umat] dan 'Reformis Bangsa' [mujaddid al-millat], adalah tokoh besar kebangkitan Islam dan kebangkitan di Asia Selatan Abad Kedua Puluh. Thanvi adalah seorang teolog Muslim terkemuka, seorang mistikus sufi, dan penulis produktif teks-teks Islam. Pengikutnya mengklaim bahwa ciri khas dan prinsipnya adalah kehebatan keseimbangan dan keterusterangannya - sifat ini diwujudkan dalam pidatonya, tulisan, dan pelatihan sarjana dan sufi yang ia lakukan. Thanvi diakui oleh pengikutnya sebagai pembaharu rakyat, seorang pembimbing spiritual teladan [Syaikh], seorang penulis sukses, ahli fiqh, seorang intelektual yang bijaksana, dan “benteng” tradisi Islam.

Read more »

Suatu hal bisa menjadi masalah ataupun berkah. yang membuatnya berbeda adalah prasangka terhadapnya.

prasangka baik, akan membuat hati lapang (dan sungguh sungguh begitu adanya).
tulisan ini saya jadikan penghibur hati, bagi saya sendiri atau mungkin orang lain yang juga sedang terjebak dalam kejenuhan atau keresahan yang bertubi. bahwa " didalam prasangka baik" kata Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam wasiatnya "terdapat keselamatan dan keberuntungan". salah satu keutamaan para auliya' adalah selalu berprasangka baik kepada Allah Swt dan makhluknya. sesuatu yang tampaknya mudah, namun terkadang kita "kelepasan" lalu muncullah pikiran-pikiran negatif yang seringnya malah kita pelihara.

Read more »

Victor Frankl, tiba-tiba saya menyukainya, mengagumi kebijaksanaan setiap deret kalimat dalam karya-karyanya, yang paling populer adalah Man's Search for Meaning. An Introduction to Logotherapy. sehingga ketika kita teringat Frankl, yang terlintas adalah dorongan mencari arti, bagian dari teorinya yang sangat terkenal. 


ia menulis, "Pada akhirnya, manusia tidak perlu menanyakan apakah makna hidupnya, melainkan mengakui bahwa dialah yang ditanyai. Singkatnya, setiap orang dipertanyakan oleh kehidupan; dan ia hanya dapat menjawab kepada kehidupan dengan mempertanggungjawabkan hidupnya sendiri; ia hanya dapat menjawab kepada kehidupan dengan cara bertanggung jawab."

Read more »


wah sudah lama gak update posting. :D
kali ini, saya akan share sebuah metode belajar *terinspirasi saat disuruh kuasain materi dari buku setebal empat ratusan halaman dan saya hanya punya waktu dua hari (--“) walhasil  saya kepikiran pake metode ini, yang ujung-ujungnya saya namakan metode keyword, Mirip metode mnemonic (mungkin sudah ada metode seperti ini sebelumnya, tapi saya belum berhasil menemukan)  


Ini dia contoh pertama, (klik untuk memperbesar gambar): 

Read more »

Blogger news

Blogroll