Mengenali Bakat Anak

Dahulu, para ahli “berlomba-lomba” mencetuskan teori tentang anak. Pada abad pertengahan, muncul anggapan bahwa anak adalah bentuk mini dari orang dewasa, sehingga orang-orang pada masa itu memberikan beban pekerjaan yang sama kepada anak sebagaimana yang diberikan kepada orang dewasa. Jadi, jika orang dewasa menarik gerobak, anak juga menarik gerobak. Beberapa waktu kemudian, John Locke dengan teori Tabula Rasa-nya berpendapat bahwa semua bayi dilahirkan dalam kondisi seperti kertas kosong¸ anak tidak membawa potensi baik atau buruk, lingkunganlah yang akan menjadikan si anak beradab atau “nakal”. Tokoh lainnya di bidang psikologi anak abad ke 18, Jean-Jacques Rousseau secara lebih positif mengatakan bahwa bayi dilahirkan dengan kapasitas rasa keadilan dan moralitas, serta perasaan dan pikiran yang akan terus berkembang secara alami tahap demi tahap.

Teori Rousseau tadi mirip dengan konsepsi Islam mengenai anak, dimana setiap insan yang lahir ke dunia pastilah membawa potensi fitrah, yakni kondisi dan potensi awal Allah swt menciptakan manusia yaitu beriman kepada Allah, menyakini Allah sebagai Rabb (pendidik, pemilik,pengatur,penguasa) manusia. Dari sinilah kemudian muncul lebih banyak lagi teoritis-teoritis yang memperkaya khazanah pengetahuan mengenai perkembangan dan pendidikan anak, baik dari ilmuwan barat maupun ilmuwan muslim sendiri.


 Salah satu tujuan dari bejibunnya teori-teori mengenai anak tidak lain untuk menciptakan generasi yang terbaik, yang mampu mengoptimalkan potensinya secara positif sebagai seorang manusia. Namun sayangnya, di tengah perkembangan pengetahuan tentang dunia anak, kadang tidak dibarengi dengan kesadaran para orang tua untuk merubah cara konvensional dalam pengasuhan kepada cara yang lebih mengacu pada –yang saya sebut dengan- Child Oriented.

 Child Oriented Parenting dalam pandangan saya ialah pengasuhan yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak secara menyeluruh. Salah satu dari kebutuhan dan hak seorang anak adalah bimbingan untuk mengembangkan bakatnya. Seringkali seseorang hingga masa dewasa tidak mampu menemukan dimana bakat dan minatnya, hingga ia akan mengikuti saran dari orang lain tanpa mampu menentukan apa yang sebenarnya ia butuhkan. Ada pula yang telah menyadari arah dari bakat dan minatnya, namun karena bertentangan dengan keinginan orang tua maka ia harus mengalah dan hidup ‘tersiksa’ karena menjalani apa yang tidak ia senangi. Pada saat itu di antara kita mungkin akan mengatakan bahwa “dia pasti berhasil kalau berusaha”, atau “dia-nya saja yang bermasalah”. Padahal yang sebenarnya, mereka punya potensi yang butuh penyaluran agar berkembang menjadi bakat.

 Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bakat? Bakat ialah suatu potensi bawaan sejak lahir yang memungkinkan seseorang memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu setelah melalui proses belajar atau pelatihan dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, jika ada suatu kemampuan yang bisa muncul dan berkembang dengan sangat baik secara tiba-tiba itu dinamakan gifted, bukanlah bakat. Sementara, bakat yang tidak pernah dilatih dan diasah, maka hanya akan menjadi potensi saja.

 Secara umum, ada tiga macam bakat, yang saya gambarkan melalui ilustrasinya. pertama, bakat afektif; Anna terlihat lihai dalam membangun hubungan interpersonal, ia memiliki banyak kawan dan ia sangat disenangi di mana saja ia berada. Ia memiliki keluwesan dalam bergaul. Makanya tidak jarang ia diminta untuk menjadi MC di acara-acara sekolahnya. Kedua, bakat kognitif: Gilang sangat senang jika pelajaran matematika akan dimulai, ia hampir selalu berhasil menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh gurunya. Di rumah, ia senang mengutak-ngatik alat elektronik yang ada, kadang yang rusak ia coba untuk perbaiki walaupun tidak selalu berhasil, namun ia senang melakukannya. Ketiga, bakat psikomotorik: sejak kecil Gina senang memainkan piano, seiring bertambah usia, ia juga berminat pada alat musik gitar. Karena sering berlatih pada usia yang masih terbilang remaja ia mencapai prestasi dan karir gemilang pada dua alat musik tersebut. Intinya bakat psikomotorik adalah kemampuan mengkoordinasi anggota tubuh.

 Bakat bersifat serangkaian, sehingga seseorang mungkin memiliki keahlian yang berbeda di waktu yang sama, oleh karena itu kita mengenal istilah multitalenta. Ia bisa menyanyi dengan sangat bagus, di saat yang sama permainan pianonya juga sangat cemerlang.

Bagaimana memunculkan bakat 
Seperti yang telah disinggung di atas, bakat tidak muncul begitu saja melainkan karena latihan juga hal-hal lain yang mendorongnya, seperti, pertama, ketertarikan (interest) atau minat, salah satu tanda anak memiliki bakat pada suatu hal ialah ketika ia senang dan puas ketika melakukan hal tersebut. Kedua, Motivasi, motivasi bisa ditimbulkan dari dalam dan luar diri anak, jadikanlah diri anda motivator yang baik bagi anak anda. Ketiga, adanya kesempatan dalam mengembangkan potensinya menjadi bakat yang tampak. Keempat, kepribadian, dan kelima ialah konsep diri, sejauh mana penilaian anak terhadap kemampuan dirinya.

 Marcus Buckingham dan Donald O Clifton’s melakukan penelitian terkait tema ini. penelitian tersebut dilakukan selama 25 tahun terhadap dua juta pemilik karir dari 101 perusahaan di 63 negara. Hasilnya menyebutkan bahwa meskipun terdapat aspek bakat yang dibawa sejak lahir, ternyata kita punya kekuatan lain untuk membentuk bakat apapun yang kita inginkan, namun ada catatan penting, yakni semua hal itu harus dilakukan sejak balita hingga usia belasan tahun karena menurut riset, sampai usia itulah otak kita membuat jalinan sinapsis antar neuron. Dimana jalinan sinapsis itu yang mendorong diri kita untuk tidak henti melakukan apapun yang kita inginkan terkait minat kita.

 Namun tidak perlu bersedih jika merasa belum “menemukan” tanda-tanda bakat tertentu dalam diri anda, karena teoritikus lain punya pendapat berbeda ; seseorang dapat menemukan potensi puncaknya bahkan di usia tua, selagi ia mau berusaha. Dan bagi para orang tua, dampingilah anak anda untuk memberi warna di awal-awal kehidupannya, membimbing bukan memerintahkan dimana langkahnya harus berlabuh, dan yang pasti mengawalnya menggali potensi menjadi sebuah bakat yang luar biasa.

3 comments

Blogger news

Blogroll