Apakah Rasulullah Saw Multi-tasking?


Kapan saja kamu mendengar tentang Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam, kamu akan kagum dengan produktivitasnya. Beliau adalah seorang Nabi, Rasul, guru, pemimpin, ayah, suami, seorang sahabat dan manusia biasa. Beliau punya banyak peran dalam hidupnya, juga luar biasa dalam semua peran tersebut tanpa terkecuali. Itu membuatku bertanya, apakah Rasulullah seorang yang uni-task atau multi task?
 
Sebagian besar kita tumbuh di era multitasking, di mana kita tidak bisa menyebut diri kita produktif jika kita bukan seorang multitasker yang baik. Kamu diwajibkan untuk mengerjakan 10 hal dalam satu waktu, maka kamu harus bisa bertahan di abad 21 ini. Tapi, apakah itu masuk akal? setelah kita tahu bahwa multitasking itu tidak efisien (karena harus berpindah pada setiap tugas baru lalu kembali lagi), rumit, menimbulkan stres dan banyak kesalahan, dan ya..ini gila!

nah, mari kita menengok pada sejarah bagaimana cara  sosok produktif yang super sibuk (shallalahu 'alaihi wa sallam) itu melakukan pekerjaannya:
 
Menelusuri sejarah dan contoh-contoh penelitian, kita tidak menemukan satu bukti pun bahwa Nabi Muhammad shallalahu 'alaihi wa sallam ber-multitasking (kami bisa saja salah, tolong dibenarkan jika kamu memiliki contoh lain). Beliau selalu nampak berkonsentrasi penuh dalam satu pekerjaan dan menaruh perhatian padanya. Saat beliau shalat, beliau sangat khusyu dalam shalatnya. Saat beliau bersama keluarganya, beliau benar-benar menghadirkan diri bersama mereka (secara jiwa raga). Saat beliau dalam peperangan, beliau sangat totalitas. Kami tidak pernah melihat beliau terganggu atau tidak fokus. 

Dalam wawancaraku bersama Sheikh Tawfique Chowdhury pada musim panas yang lalu, Ia mengatakan sesuatu yang menohokku: Katanya, apakah kamu pernah mendengar bahwa istri-istri Nabi protes bahwa Nabi tidak menghabiskan cukup waktu bersama mereka? Mengapa begitu? Karena Nabi terbiasa menghabiskan waktu yang berkualitas bersama istri-istrinya. Walaupun beliau sangat sibuk dan memiki banyak peran, tapi beliau fokus pada setiap perannya saat itu dan tidak terganggu.


Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam mempunyai prioritas, tahu apa saja itu dan atas rahmat Allah subhanahu wa ta'ala menunaikan sebaik mungkin setiap prioritasnya sejauh kapasitasnya sebagai manusia, sehingga menjadi contoh bagi kita semua.

Kamu bertanya apakah itu mungkin, sedangkan kita berada pada abad ke 21. Hampir mustahil kita bisa bertahan jika tidak ber-multitasking. Tapi saya berpendapat lain. Multitasking tidak menghasilkan apa-apa selain perasaan stres dan kualitas kerja kita yang buruk, dan tidak pernah memberikan peluang pada keseluruhan potensi kita. Sebaliknya, multitasking menyebabkan kita tidak mampu menyelesaikan satu tugas pun!. Maka inilah waktunya untuk beralih dari gaya hidup gila ini kepada jalan hidup yang lebih alami. 

Lalu, apa itu uni-tasking dan bagaimana kita bisa mengembangkan kebiasaan uni-tasking ini?. Single-tasking adalah mengerjakan pekerjaanmu dalam satu waktu, di mana pekerjaan selesai dengan penuh fokus dan dedikasi. 

Di bawah ini ada 5 langkah yang di ambil dari buku Leo Babatua’on Focus yang sangat direkomendasikan untuk kamu baca:

1.  Sadar
saat kamu akan melakukan sesuatu, sadarlah saat kamu memulai aktivitas tersebut. Ketika kamu melakukannya, sadarilah bahwa kamu benar-benar melakukannya, dan hilangkan keinginan untuk beralih ke hal lain. memperhatikan adalah langkah pertama yang penting. 

2. Menghilangkan Gangguan
Saat kamu ingin membaca, bereskan hal-hal lain, sehingga kamu bebas dari hal apapun selain kamu dan buku bacaanmu itu. Saat kamu ingin menulis email, tutup semua program lain dan jendela browsing kecuali untuk email, itu saja. Jika kamu ingin menyelesaikan pekerjaan, bereskan hal lain yang masih ada, lalu matikan handphone. Jika ingin makan, jauhkan komputer dan peralatan lain serta matikan TV.

3. Memilih dengan Bijak
Jangan sekedar memulai mengerjakan sesuatu, tapi pikirkanlah- apakah kamu benar-benar ingin menyalakan TV? apakah benar-benar mau menulis email sekarang? apakah ini tugas penting yang bisa aku lakukan?

4.  Benar-benar Mencurahkan Perhatian (pada sesuatu yang sedang dikerjakan)
Jika kamu ingin berdzikir, lakukan dengan penuh konsentrasi, dedikasi yang penuh. Curahkan semua hal pada aktivitas tersebut. Saat kamu ingin mengobrol, dengarkan dengan baik, hadirkan dirimu. Jika kamu ingin membereskan kasurmu, lakukan itu dengan penuh perhatian sebaik yang kamu bisa.

5. Praktek!
Ini bukan hal yang akan kamu kerjakan semalam. kamu bisa memulai sekarang, tapi kamu tidak harus berhasil dengan baik pada awalnya. tapi pertahankan. praktekkan tiap hari, sepanjang hari. jangan lakukan yang lain kecuali praktek.

aku ingin kita semua melihat pada teladan terbaik dari Nabi terakhir kita (shallalahu 'alaihi wa sallam), dan tanyakan pada dirimu: apakah kamu dapat melakukan lebih baik daripada yang telah dilakukan oleh beliau?


source:
Did Muhammad (peace be upon him) Multi-task?
penerjemah: Ragwan Aydrus

1 comment

Blogger news

Blogroll